ASUHAN KEBIDANAN PADA BY ”S” DENGAN BAYI PREMATUR DIRSUD DAYA MAKASSAR
TANGGAL 20-22 MEI 2014
 OLEH
YOHANA NDUA BOLO
B-110572
YAYASAN PENDIDIKAN KARYA ANAK BANGSA
AKADEMI KEBIDANAN
MAKASSAR
2014
BAB 1
PENDAHULUAN
A.   LATAR  BELAKANG
Bayi  dan anak balita adalah kelompok usia rawan pada penduduk yang selalu harus menjadi perhatian. Masih tinginya prevalensi gizi kurang pada anak balita berhubungan dengan faktor banyaknya bayi dengan berat badan lahir rendah  (BBLR). Bayi  dangan berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi.
Secara umum bayi prematur adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan atau disebut neonates kurang bulan sesuai dengan kehamilan (NKB-SMK) (Ika pantiawati 2010) bayi prematur berakibat fatal bila tidak ditangani secara cepat dan tepat, karena bayi yang lahir dengan prematur sangat rentang terhadap infeksi saluran pernafasan, Asfikia dan hipotermi.
Menurut WHO, bayi prematur adalah bayi lahir sebelum usia kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir) bayi prematur atau bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan. Sebagian besar bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram dalah bayi prematur (Ika Pantiawati, 2010)
Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) angka BBLR sekitar 7,5% angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia sehat 2010 yakni maksimal 7% (Ika Pantiawati, 2010 hal. 3)
Di provinsi Sulawesi selatan data yang diperoleh dari dinas kesehatan pada tahun 2012 jumlah bayi BBLR sebanyak 2074 bayi dari 126.861 kelahiran bayi angka yang ditemukan di kota Makassar sebanyak 463 kasus prematur (3,35%) dari 13.825 kelahiran bayi (Profil Dinkes provinsi Sulawesi Selatan).
Hasil pencatatan di RSUD  daya jumlah bayi yang lahir pada tahun 2013 adalah sebanyak 7.667 bayi dari jumlah tersebut yang mengalami  BBLR  3.110 bayi (40,56%).(Profil RSUD daya).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut dalam karya tulis ilmiah dengan judul “Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi “S” dengan premature di RSUD Daya Makassar”


B.   Ruang Lingkup Penulisan
Ruang lingkup penulisan  karya tulis ilmiah ini adalah manajemen Asuhan kebidanan pada “s” dengan premature di RSUD daya  Makassar yang dilaksanakan pada tanggal 19-21 Mei 2014.
C.
   Tujuan penulisan.
1.
    Tujuan umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi “S” dengan premature di RSUD daya Makassar pada tanggal 19-21- mei 2014.dengan menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan kewenangan bidan.
2.
    Tujuan khusus.
a.
    Melaksanakan identifikasi data dasar pada bayi “S” dengan premature di RSUD Daya tanggal 19-21 Mei 2014
b.
    Mengidentifikasikan diagnosa/ masalah aktual pada bayi “S” dengan premature di RSUD Daya tanggal 19-21 Mei 2014.
c.
    Mengantisipasi diagnosa/ masalah pontesial pada bayi “S” dengan premature di RSUD  Daya tanggal 19-21 Mei 2014.
d.
    Melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada bayi “S” dengan premature di RSUD  daya tanggal 19-21 Mei 2014.
e.
    Merencanakan tindakan Asuhan kebidanan pada bayi “S” dengan premature di RSUD daya tanggal 19-21 Mei 2014.
f.
     Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada bayi “S” dengan premature di RSUD daya tanggal 19-21 Mei 2014.
g.
    Mengevaluasi asuhan kebidanan pada bayi “S” dengan premature di RSUD daya tanggal 19-21 Mei 2014.
h.
    Mendokumentasikan semua temuan dan tindakan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan  yang telah dilaksanakan pada bayi “S” dengan premature di RSUD daya tanggal 19-21 Mei 2014.
D.
   Manfaat penulisan.
Adapun manfaat penulisan pada kasus tersebut diatas adalah :
1.
    Manfaat praktis
Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan ujian akhir dan penerapan yang telah diadakan jenjang pendidkan diploma III pendidikan Sandikarsa Makassar.
2.
    Manfaat Ilmiah.
Melaksanakan asuhan kebidanan khususnya penerapan proses manajemen  asuhan kebidanan pada bayi dengan masalah premature.
3.
    Manfaat bagi intitusi.
Manambah wawasan khasanah ilmiah pengetahuan  khususnya tentang bayi premature.

4.    Manfaat bagi penulis.
Merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan ujian akhir dan pengalaman yang dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam penerapan manajemen asuhan kebidanan khususnya bayi prematur
E.
   Metode penulisan.
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis Ilmiah ini secara sistematis meliputi :
1.
    Studi kepustakaan.
Penulisan pembaca dan mempelajari buku atau literatur  yang berkaitan dengan masalah yang diangkat sebagai dasar teori yang digunakan dalam penyusunan karya iImiah ini.
2.
    Studi kasus.
Melaksanakan studi kasus pada bayi “S” dengan premature menggunakan pendekatan pemecahan masalah melalui asuhan kebidanan meliputi 7 langkah varney yaitu : melaksanakan identifikasi data, merumuskan diagnosa/maslah aktual, merumuskan diagnosa masalah potensial, perencanaan tindakan, implementasi, evaluasi dan pendokumentasian.
Untuk memperoleh data yang akurat penulisan menggunakan teknik :
a.
    Anamneses.
Penulis melakukan Tanya jawab dengan orang tua dan keluarga guna memperoleh informasi yang dibutuhkan.
b.
    Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis yang dimulai dari kepala sampai kaki yang meliputi : pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi, mengukur tanda-tanda vital dan menimbang berat badan dan panjang badan bayi.
c.
    Studi Dokumentasi.
Membaca dan mempelajari status kesehatan bayi/klien yang berhubungan dengan bayi prematur yang bersumber dari bidan dan perawat dan hasil pemeriksaan penujang lainnya yang dapat memberi kontribusi dalam menyelesikan tulisan ini.
d.
    Diskusi.
Penulis melakukan Tanya jawab dengan dokter atau bidan yang menangani langsung bayi tersebut serta berdiskusi dengan dosen pembimbing karya tulis ilmiah ini.



F.    Sistimatika penulisan.
Untuk memperoleh gambaran umum tentang karya tulis ilmiah ini maka pnulis penyusun dengan sistimatis sebagai berikut:
BAB 1.PENDAHULUAN
A.
   Latar belakang
B.
   Ruang lingkup penulisan
C.
   Tujuan penulisan  
1.
    Tujuan umum
2.
    Tujuan khusus
D.
   Manfaat Penulisan
1. Manfaat Praktis
2.Manfaat bagi penulis
3. Manfaat bagi instusi
E.
   Metode Penulisan
1.
    Studi kepustakaan
2.
    Studi khusus
3.
    Studi Dokumentasi
4.
    Diskusi
F.
    Sistematika Penulisan
BAB 11. TINJAUAN PUSTAKA
A.
   Gambaran Umum tentang BBL(Bayi Baru Lahir)
1. Pengertian BBL
2. Tujuan
3. Penanganan BBL
B.
   Gambaran Umum tentang BBLR
            1. Pengertian BBLR
            2. Etiologi BBLR
            3. Diagnosit BBLR
C.
   Gambaran Umum tentang Bayi Prematur
1.
    Pengertian bayi premature
2.
    Penyebab bayi premature
3.
    Penggolongan bayi premature
4.
    Gambaran klinis bayi premature
5.
    Prognesis bayi premature
6.
    Komplikasi bayi premature
7.
    Perawatan bayi premature
8.
    Tabel bayi premature
D.
   Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
1.
    Pengerian Manajemen Asuhan Kebidanan
2.
    Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
3.
    Pendokumentasian Mnajemen Asuhan Kebidanan
BAB III. Studi kasus
A.
   Langkah 1   : Penkajian dan Identifikasi Data Dasar
B.
   Langkah 11             :Mengidentifikasdi Diagnosa / Masalah Aktual
C.
   Langkah 111          :Mengantisipasi Diagnosa atau Masalah Potensial
D.
 Langkah 1V            :Tindakan Segera dan kolaborasi asuhan             kebidanan.       
E.
   Langka  V    :Rencana tindakan asuhan kebidanan.
F.
    Langaka VI  :pelaksaan tindakan asuhan kebidanan
G.
   Langka    VII            :evaluasi hasil asuhan kebidanan.
H.
   Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan
BAB IV  PEMBAHASAN
Pada bab ini penulisan akan membahas tentang kesenjangan teori dan pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan pada bayi “S” dengan premature di RSUD daya Makassar  tanggal 19-21 Mei 2014.
BAB V PENUTUP
a.
    Kesimpulan
b.
    Saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
   Gambaran umum tentang bayi baru lahir.
1.
    Pengertian BBL
Bayi baru lahir adalah bayi dengan usia 0-28 hari atau satu bulan, pada masa  ini organ tubuh bayi mengalami penyesuaian dengan keadaan di luar kandungan yang diperlukan untuk kehidupan selanjutnya. Perlindungan yang perlu diberikan pada bayi baru lahir adalah menjaga kebutuhan utama kehidupannya yaitu : bernapas dan sirkulasi darah tidak terganggu, mencegah hilangnya suhu ataupun kebutuhan oksigen yang meningkat.
2.
    Tujuan.
Memberikan asuhan komprehensip kepada bayi baru lahir pada saat masih diruang rawat serta mengajarkan kepada orang tua dan memberi motivasi agar menjadi orang tua yang percaya diri setelah kelahiran bayinya.
3.
    Penanganan Bayi Baru Lahir
a.
    Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik). Meletakan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya. Bila bayi mengalami asfiksia, lakukan resusitasi.
b.
    Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan kontak kulit antara ibu dan bayi.
c.
    Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama.
d.
    Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut.
e.
    Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering.
f.
     Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI. (Sarwono Prawiroharjo 2012, hal 344)
B.
   Gambaran Umum Tentang Bayi Berat Lahir Rendah.
1.
    Pengertian BBLR
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan. (Atikah Proferawati 2010).
2.
    Etiologi (penyebab) BBLR
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang lain adalah umur, Paritas dan ada beberapa faktor lain yang menyebabkan BBLR yaitu  :
a.
    Faktor Ibu
1)
  Usia Ibu
a)
    Usia < 16 tahun
b)
    Usia > 35 tahun
2)
  Keadaan social
a)
    Golongan sosial ekonomi rendah.
b)
    Perkawinan yang tidak sah.
3)
  Sebab lain
a)
    Ibu yang perokok
b)
    Ibu peminum alkohol
c)
    Ibu pecandu narkotik.
b.
    Faktor Janin
1)
    Hidramnion
2)
    Kehamilan ganda.
c.
    Faktor Lingkungan
1)
    Radiasi
2)
    Tempat tinggal dataran tinggi (Ika Pantiawati 2010).
3.
    Diagnosis BBLR
Dalam mendiagnosa bayi dengan BBLR maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1)
    Perhitungan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
2)
    Penilaian secara klinis : BB, PB, Lingkar dada dan lingkar kepala. (Atikah Proverawati 2010 hal 4).
C.   Gambaran Umum Tentang Bayi Prematur.
1.
    Pengertian Bayi Prematur.
a.
    Bayi prematur  adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan. (Asrining Surasmi, 2013).
b.
    Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan kurang dari 2500 gram (Sarwono Prawiroharjo, 2012 hal 668).
c.
    Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu (Manauaba 2013).
2.
    Penyebab bayi premature
a.
    Faktor Ibu
1)
    Teksomia gravidarum yaitu preklampsi dan eklampsi.
2)
    Kelainan bentuk uterus (misalnya : uterus bikornis, inkompeten serviks).
3)
    Trauma pada masa kehamilan antara lain : Jatuh dan stress.
4)
    Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
b.
    Faktor Janin
1)
    Kehamilan ganda
2)
    Hidramnion
3)
    Ketuban pecah dini
4)
    Cacat bawaan
5)
    Infeksi
6)
    Insufisiensi plasenta
7)
    Inkompatibilitas darah ibu dan janin.
c.
    Faktor Plasenta
1)
    Plasenta Previa
2)
    Solusio Plasenta (Asrining Surasmi, 2013 hal : 31-32).
3.
    Penggolongan Bayi Prematur
a.
    Bayi yang sangat prematur (extremely premature) : 24-30 minggu bayi dengan gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup terutama di Negara yang belum atau yang sedang berkembang. Bayi dengan masa gestasi 28-30 minggu masih mungkin dapat hidup dengan perawatan yang intensif.
b.
    Bayi pada derajat prematur sedang (moderately premature) 31-36 minggu. Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup jauh lebih baik dari golongan pertama dan gejala sisa yang dihadapinya di kemudian hari juga lebih ringan, asal saja pengelolaan terhadap bayi ini betul-betul intensif.
c.
    Border line premature masa gestasi, 37-38 minggu bayi ini mempunyai sifat-sifat prematur dan matur. Biasanya beratnya seperti bayi matur dan dikelola seperti bayi matur. Sehingga bayi ini harus diawasi dengan seksama.
4.
    Gambaran Klinis Bayi premature.
Gambaran bayi berat lahir rendah bergantung pada usia kehamilan sehingga dapat dikatakan bahwa makin kecil bayi, makin mudah kehamilan. Sebagai gambaran umum dapat dikemukakan bahwa bayi berat lahir rendah mempunyai karakteristik :
a.
    Berat badan kurang dari 2500 gram.
b.
    Panjang kurang dari 45 cm.
c.
    Lingkaran dada kurang dari 30 cm.
d.
    Lingkaran kepala kurang dari 33 cm.
e.
    Usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
f.
     Kepala relatif lebih besar.
g.
    Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang.
h.
    Otot hipotanik lemah.
i.
      Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea (gagal napas).
j.
      Extremitas pada paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi-lurus.
k.
    Kepala tidak mampu tegak.
l.
      Pernapasan sekitar 45 sampai 50 denyut permenit.
m.
   Frekuensi nadi 100-140 denyut permenit (Manuaba 2013).
5.    Prognosis Bayi Prematur.
Prognosis bayi prematur tergantung dari berat ringannya masalah perinatal misalnya masa gestasi (makin mudah gestasi atau makin rendah berat bayi makin tinggi angka kematian) Asfiksia, sindroma gangguan pernapasan, perdarahan intra ventrikuler, infeksi, gangguan metabolik (siodosis hipoglikemia, hiperbilirubinia). Prognosis juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada masa kehamilan. Persalinan dan postnatal (Pengaturan suhu lingkungan resusitasi makanan mencegah infeksi, mengatasi gangguan pernafasan.Asfiksia hiperbilirubinia). (wiknjosastro. 2009, hal 783).
6.
    Komplikasi Bayi Prematur
a.
    Asfiksia
Asfiksia adalah kegagalan bayi untuk bernafas secara spontan dan teratur saat beberapa menit setelah lahir.
b.
    Hipotermia.
Perawataan bayi prematur adalah memepertahankan suhu tubuh bayi agar tetap normal (36,5-37,5oc) sebaiknya ruangan tetap dijaga agar tetap hangat. Cara yang paling efektif adalah mempertahankan suhu tubuh normal dan sering memeluk memegang bayi. Ada satu cara yang disebut metode kanguru atau perawatan bayi yaitu bayi didekat ibu dengan kontak langsung kulit bayi dengan kulit ibu. Cara lain bayi jangan dimandikan segera sebelum enam jam setelah bayi lahir, bayi selalu diselimuti dan ditutup kepalanya serta menggunakan lampu penghangat atau pemancar panas.
c.
    Infeksi.
Bayi prematur  lebih rentang terhadap infeksi dari pada bayi cukup bulan.Respon imunitas neonatus diperlukan saat kehamilan trimester terakhirsehingga bayi prematur jumlah antibodinya telah berkurang untuk fungsi mekanisme perlindungan (Manuaba 2013).
7.
    Peralatan bayi prematur.
a.
    Perawatan di rumah sakit.
1)
    Pada bayi BBLR yang harus dilakukan tindakan penanganan di rumah sakit. Tindakan yang dilakukan oleh tim medis pada saat bayi lahir dengan BBLR akan segera diperiksa fungsi oergan-organ tubuhnya terutama paru-paru dan jantung sebelum mencapai berat yang cukupbayi BBRL biasanya memerlukan perawatan intensif dalam inkubator.
Tabel 1. Suhu inkubator sesuai berbagai berat badan
Berat Badan Bayi
Suhu Inkubator
1 kg
35
2 kg
34 
3kg
33

(Asrining Surasmi, 2003)
2)
    Pemberian minum bayi, pada prematur reflex dan menelan belum sempurna, prinsip pemberian minum ialah minum setiap 2 jam untuk mencegah penurunan berat badan.
        Tabel 2. Pemberian minum pada bayi

Usia (hari)
Kebutuhan (cc/kg BB/hari)
1
60 – 70
Ke -2 dan ke -3
100 - 120
Ke -4 dan ke -5
150
Selanjutnya
160-180
(Asrining Surasmi, 2003)

b.
    Perawatan di rumah
Orang tua terutama ibu secara fisik dan psikologis harus mampu dan siap merawat bayi dirumah. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan orang tua saat merawat bayi BBLR dirumah yaitu :
1)
    Perhatikan suhu.
Bayi kecil sangat rentang terhadap perubahan suhu. Sehinggasebaiknya ruangan dijaga agar tetap hangat. Hindarkan suhu tubuh yang rendah (hipotermia) dengan cara :
a)
    Metode kanguru.
b)
    Bayi dibungkus kain yang hangat dan kepalanya diberi topi.
c)
    Bayi kecil atau bayi sakit diletakan diruangan hangat (tidak kurang dari 250C).
d)
    Pastikan tangan selalu hangat saat memegang bayi.
e)
    Bila popok atau kain basah harus selalu diganti.
2)
    Beri minum dengan porsi kecil tapi sering.
Tujuanya agar ia dapat memperoleh asupan yang cukup dan aman. Bayi-bayi dengan BBRL sebaiknya diberikan minuman susu dengan porsi kecil tapi sering sekitar 1-2 jam sekali.
3)
    Utamakan pemberian ASI.
4)
    Pemberian imunisasi.
5)
    Hindarkan kontak terhadap orang atau lingkungan yang beresiko tinggi.
6)
    Cuci tangan sebelum memegang bayi.
7)
    Lakukan pemijatan bayi secara rutin (tanyakan dokter tentang caranya).
8)
    Beri vitamin (Atikah P 2010, Hal : 56-58)
D.
   Proses manajemen Asuhan kebidanan.
1.
    Pengertian manajemen asuhan kebidanan.
Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klian. (Simatupang, Dkk, 2009).
2.
    Tahapan manajemen kebidanan.
a.
    Langkah I  pengkajian dan analisa data dasar.
Pada langkah ini dikumpulkan sebuah informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data yang dilakukan dengan cara :
1)
    Anamnesis
a)
    Biodata.
b)
    Riwayat menstruasi.
c)
    Riwayat kesehatan.
d)
    Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas.
e)
    Psikososial dan spiritual.
f)
     Pengetahuan klien.
2)
    Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital.
3)
    Pemeriksaan khusus.
a)
    Inspeksi.
b)
    Palpasi.
c)
    Auskultasi.
d)
    Perkusi.
4)
    pemeriksaan penunjang.
a)
    Laboraturium
b)
    Catatan terbaru dan sebelunmnya.
b.
    Langkah II mengidetifikasi diagnose atau masalah  aktual.
Pada langkah ini dilakukan identifikasi diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi data yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah yang sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasikan oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.
c.
    Langkah III Mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial.
Langkah III merupakan langkah ketika bidan melakukan identifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.Pada langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan waspada dan siap-siap mencegah diagnosis atau masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi.
d.
    Langkah IV Tindakan segera atau kolaborasi.
Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Pada langkah ini mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
e.
    Langkah V Rencana tindakan asuhan kebidanan.
Pada langkah ini direncanakan asuhan secara menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan management terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya menutupi apa yang sudah diidentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan taetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita seperti apa yang dipikirkan akan terjadi berikutnya.


f.     Langkah VI Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan.
Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan secara langsungsecara efisien dan aman. Pada langkah ke-VI ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang tellah diuraikan pada langkah ke-V dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri bidan tetap memberikan tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya (misalnya memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana).
g.
    Langkah VII Evaluasi dan asuhan kebidanan.
Pada langkah ke-VII ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan. Pemenuhan kebutuhan akan benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa.
3.
    Pendokumentasian asuhan kebidanan.
Menurut helen Varney, alur pikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7 langkah varney. Untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berpikir sistematis didokumentasikan dalam bentuk SOAP yaitu :


a.    Data subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis sebagai langkah 1 varney.
b.
    Data objektif
Mengambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan uji diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah 1 varney.
c.
    Assesment atau diagnose.
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :
1)
    Diagnosa atau masalah.
2)
    Antisipasi diagnose atau masalah potensial.
3)
    Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi ataukolaborasi dan atau sebagai langkah 2, 3 dan 4 varney.
d.
    Planning atau perencanaan.
Menggambarkan pendokumentasian dan tindakan serta evaluasi perencanaan berdasarkan assessment sebagai langkah 5, 6 dan 7 langkah varney (Simatupang 2009).

BAB III
STUDI KASUS
Pada bab ini diuraikan manajemen asuhan kebidanan pada bayi “S” dengan bayi premature di RSUD Daya Makassar. Pelaksanaan asuhan kebidanan dilaksanakan pada tanggal  20 s/d 22 Mei 2014.
Asuhan kebidanan yang diberikan menggunakan pemecahan masalah, yang meliputi pengkajian data, analisis dan perumusan atau diagnose masalah actual, diagnose masalah potensial, perencanaan tindakan, implementasi, evaluasi serta dokumentasi.
Tanggal Lahir                       : 19 mei 2014, jam 14.40 WITA
Tanggal Pengkajian                       : 20 mei 2014, jam 10.10 WITA
A.
   LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR
1.
  Identitas
a.
    Identitas bayi
Nama bayi                        : by “S”
Tanggal lahir        : 19 Mei 2014
Anak ke                 : 1
Jenis kelamin       : Perempuan
b.
    Identitas Ibu / Ayah
Nama                                 : Ny “ S” / Tn “ I “
Umur                                  :24 Thn /25 thn.
Nikah / lamanya              : 1 kali / ± 2 thn.
Suku                                : Makassar /Makassar.
Agama                             : Islam / Islam.
Pendidikan                     : SMP / SMP.
Pekerjaan                        : I RT / wiraswasta
Alamt                                : Pacterakang.
2.
  Riwayat  kehamilan atau persalinan sekarang
a.
    Prental :
a.
    HPTH Ibu tanggal 20 oktober 2013 dan TP Tanggal, 27-07-2014.
b.
    Lamanya kehamilan  30 minggu  1 hari.
c.
    Ibu ANC selama 3 kali selama kehamilan di RSUD Daya.
d.
    Ibu mendapatkan  TT  2 kali selama kehamilan.
b.
    Natal:
1)
    Bayi lahir tanggal 19 mei 2014, jam 14.40 wita,BKB dan bayi lahir spontan.
2)
    Bayi di rawat di inkubator  dengan suhu 350c
3)
    Bayi lahir segera menangis dengan BBL= 1400 gram dan PB=42 cm.


Tabel 3 penilaian Apgar Score pada bayi baru lahir.
No
Tanda
0
1
2
JUMLAH
1.
Apperance colour (warna kulit)
pucat
Badanmerah,ekstermitas
Seluruh badan kemerahan
1
2
2.
Pulse(frekuensi jantung)
Tidak ada
<100 x/menit)
>100 x/menit
2
2
3.
Gremance (reaksi terhadap rangsangan)
Tidak ada
Meringis/bersin
menangis
1
2
4.
Aktiviti (torus otot)
Lumpuh
Ekstremitassedikit fleksi
Gerakan aktif
1
2
5
Respiration
Tidak ada
Sukar bernapas
Menangis kuat
1
2
Jumlah
6
10


3.    Riwayat kesehatan ibu
a.
    Ibu tidak ada ketergantungan obat dan alkohol.
b.
    Ibu tidak pernah mengalami gangguan atau kelainan selama hamil.
c.
    Ibu tidak ada riwayat penyakit DM hipertensi, jantung dan PMS.
4.
    Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar.
a.
 Kebutuhan nutrisi.
1)
    Kemampuan dan mengisap dan menelan baik.
2)
    Bayi diberi minuman susu formula 8cc /2 jam.
b.
 Eliminasi.
1)
    BAK            = 3-5 x sehari.
2)
    BAB            = 2 x sehari.
c.
 personal Hygiene
1)
    Pakaian bayi diganti setiap kali basah.
2)
    Popok bayi diganti setiap kali BAB da BAK.
d.
 Tidur.
1)
    bayi banyak tidur.
2)
    Bayi terbangun bila lapar dan popok basah.
e.
 Pemeriksaaan fisik.
1)
    Pemeriksaan umum.
a)
    BBL = 1400 gram,PB 42 cm.
b)
    Jenis kelamin perempuan.
c)
    Masa gestasi 30 minggu 1 hari
2)
    Tanda- tanda vital
a)
    Frekwensi jantung = 150x/menit.
b)
    Pernapasan = 48x/menit.
c)
    Suhu = 36
a)
    pemeriksaan fisik
a.
    Kepala dan wajah
(1)
  Rambut hitam, tipis dan halus
(2)
  Ubun dan satura lebar dan belum menutup
(3)
  Tidak ada caput dan caphal hemahtoma
(4)
  Tidak ada tanda-tanda ikterus
(5)
  Tidak ada tanda-tanda sinosis
b.
    Mata
(1)
  Saklera berwarna putih
(2)
  Conjungtiva merah muda
c.
    hidung
(1)
  Cuping hidung tidak ada
(2)
  Hidung tampak berisih
d.
    Mulut dan bibir
(1)
  Keadaan bibir lembab dan merah muda
(2)
  Refleks mengisap masih lemah.
e)
    Telinga
(1)
  Letak telinga normal
(2)
  Daun telinga lunak dan bila dilipat lambat
f)
     Abdomen
Tali pusat tampak basah dan terbungkus kassasteril.
g)
    Punggung dan bongkok
tidak ada tonjolan tulang punggung

h)   Genitalia dan anus
(1)
  Labia menora belum menutupi labia mayor.
(2)
  Terdapat lubang anus.
i)
     Ektremitas
Pergerakan aktif, jari tangan dan kaki lengkap, refleks menggenggam baik
f)
     pemeriksaan pengukuran.
1)
    lingkaran kepala : 30 cm.
2)
    lingkaran dada     :  27 cm.
3)
    umur kehmilan     : 30 minggu 1 hari.
4)
    berat badan                      : 1400 gram
B.
    LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH AKTUAL
Diagnosa : BKB / SMK (Prematur)
1.
    Data subjektif
a.
    Ibu mengatakan HPHT tanggal 20 – 10- 2013
b.
    Ibu mengatakan anaknya dirawat dalam inkubator
2.
    Data objektif
a.
    HPT tanggal 27-07-2014
b.
    Umur kehamilan 30 minggu 1 hari
c.
    Tanggal lahir 19 mei 2014 jam 14.40 wita
d.
    BBL = 1400 gram, PBL = 42 cm
e.
    Refleksi isap bayi masih lemah
Analisa Interpretasi Data
Menurut rumus neogle, dilihat dari HPHT tanggal 20 oktober 2013 – tanggal persalinan 19 mei 2014maka masa gestasinya 30 minggu 1 hari dengan berat lahir 1400 gram, artinya bayi kurang bulan (BKB) yaitu bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 27 minggu (Sarwona prawirohardjo 2012)
C.
   LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
a.
  Potensial terjadinya hipotermi
a.
    Data subjektif.
1)
    Bayi baru lahir.
2)
    Refleks mengisap masih lemah
b.
    Data objektif.
1)
    BBL=1400 gram, S=36 ºC.
2)
    Bayi terbungkus dan dirawat dalam incubator
Analisa dan interpertasi data
Hipotermi dapat terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan kesanggupan menambahkkan produksi panas sngat terbatas karena pertumbuhan otot-otot yang belum cukup memadai, lemak subkutan yang sedikit, belum matangnya sistem syaraf pengatur suhu tubuh, luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibanding dengan berat badan sehingga mudah kehilangan panas (Asrining Surasmi, 2013 halaman 42).
2.
    Potensial terjadinya infeksi tali pusat.
a.
    Data subjektif.
1)
    Ibu mengatakan HPHT tanggal 20-10-2013 dan melahirkan pada tanggal 19-05-2014.
2)
    Ibu mengatakan bayinya belum cukup bulan dengan berat badan lahir 400 gram dan panjang badan 42 cm.
b.
    Data objektif.
1)
    Tali pusat belum pupus dan masih basah.
2)
    Berat badan bayi 14 gram (N=2500-4000 gram).
3)
    Suhu badsan 36 ºC (N=36,5ºC-37,5ºC)
Analisa dan interpertasi Data:
Pemindahan substansi kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada minggu terakhir masa kehamilan. Bayi prematur mudah menderita infeksi karena  imunitas  humoral dan seluler  masih kurang hingga bayi mudah menderita infeksi. Selain itu, karena kulit dan selaput lendir  membran  tidak  memiliki perlindungan seperti bayi cukup bulan (Asrining Surasmi 2013,hal. 45).
D.
   LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI ASUHAN KEBIDANAN.
Tidak ada data  menunjang untuk dilakukan tindakan segera / kolaborasi.


E.   LANGKAH V RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN.
Tanggal  20 mei 2014,jam 10.20 WITA.
1.
    Tujuan
a.
    Kebutuhan nutrisi ASI terpenuhi atau teratasi.
b.
    Berat badan bayi tidak turun dan suhu dalam batas normal.
c.
    Refleks mengisap bayi baik.
d.
    Tidak terjadi infeksi.
2.
    Kriteria
a.
    Kebutuhan nutrisi ASI terpenuhi yaitu asupan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan.
b.
    Berat badan bayi bertambah.
c.
    Suhu badan bayi baik.
d.
    Refleks mengisap bayi baik.
e.
    Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti merah, bengkak, panas dan bernanah.
3.
    Rencana Tindakan.
a.
    Pertahankan suhu bayi dalam incubator.
Rasional: Dengan mempertahankan bayi dalam incubator diharapkan memperbaiki suhu yang mengatasi hipotermi.



b.    Timbang berat badan setiap hari.
Rasional: berat badan bayi penting untuk menetapkan kebutuhan kalori dan cairan terpenihi dan juga dapat mencerminkan kondisi bayi.
c.
    Observasi tanda-tanda vital.
Rasionsl: tanda-tanda vital memberikan gambaran keadaan umum bayi dan untuk menentukan tindakan selanjutnya.
d.
    Ganti pakaian atau popok bayi tiap kali basah.
Rasional: pakian bayi yang basah akan mempengaruhi suhu badanbayi yang mengakibatkan kehilangan panas tubuh bayi.
e.
    Pemberian suhu formula.
Rasional: dengan memberikan suhu formula dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
f.
     Anjuran ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya.
Rasional: karena rangsangan isapan bayi dapat merangsang hipofise posterior untuk mengeluarkan hormon oksitosin untuk sekresi ASI dan mengeluarkan hormon prolaktin untuk produksi ASI.
g.
    Beri HE pada ibu tentang:
1)
    Gizi seimbang.
Rasional: pemenuhan asupan gizi pada ibu menyusui sangat mempengaruhi produksi dan kualitas ASI.
2)
    Cara perawatan bayi sehari-hari.
Rasional: perawatan bayi perlu diajarkan pada ibu agar ibu tidak mengalami kesulitan dalam merawat bayi yang akan mempengaruhi keadaan kesehatan bayinya.
3)
    Merawat tali pusat.
Rasional: dengan melakukan perawatan tali pusat maka akan mencegah terjadinya infeksi.
F.
    LANGKAH VI PELAKSANAAN TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN.
Tanggal 20 mei 2014, Jam  10.20 WITA.
Semua tindakan yang dilakukan mengacu pada perencanaan.
1.
    Mempertahankan suhu bayi dalam incubator.
Hasil: Bayi dirawat didalam incubator (S=35ºc)
2.
    Menimbang berat badan.
Hasil: BB =1400gram.
3.
    Mengobservasi tanda-tanda vital.
Hasil:  Frekuensi jantung                  = 150 ×/ menit.
Pernapasan                                         = 48 ×/ menit
Suhu                                                     = 36ºc.
4.
    Menggatikan pakaian dalam popok bayi setiap kali basah.
Hasil: Pokok bayi selalu digantikan setiap kali basah.
5.
    Memberikan suhu formula.
Hasil: Suhu formula diberikan sebanyak 8cc/2 jam dalam waktu 24 jam.
6.
    Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada bayinya.
Hasil: Ibu mau memberikan Asi kepada bayinya.
7.
    Memberikan HE pada ibu tentang.
a.
    Gizi seimbang.
Hasil:  Ibu mengerti tentang asupan gizi yang diberikan.
b.
    Cara perawatan bayi sehari-hari.
Hasil: Ibu mengerti tentang cara perawatan bayi setiap hari.
c.
    Merawat tali pusat.
Hasil: Ibu mengerti tantang parawatan tali pusat.
G.
   LANGKAH VII EVALUASI HASIL ASUHAN KEBIDANAN.
1.
    Bayi dirawat didalam incubator dengan suhu 35ºc.
2.
    Berat badan 1400 gram.
3.
    Tanda-tanda vital :
a.
    Frekuensi jantung           : 150 x/menit.
b.
    Pernapasan                      : 48x /menit.
c.
    Suhu                                  : 36ºc.
4.
    Menggantikan popok bayi tiap kali basah.
5.
    Pemberian minum pada bayi. :sF 8cc / 2 Jam.
6.
    Ibu telah menyusui bayinya.
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHANAN KEBIDANAN
(S O A P)
Tanggal                       :  20 mey 2014.
Tempat                        : perinatal
1.
    Data subjektif.
Ibu mengatakan kesulitan menyusui. Asinya masih kurang dan bayinya belum kuat mengisap, Ibu mengatakan bayi masih dirawat didalam incubator, ibu mengatakan tali pusat bayinya masih basah dan trebungkus dengan kasa steril.
2.
    Data objektif.
Bayi lahir tanggal 19 mei 2014, jam 14.40 wita dengan BKB  dan spontan, bayi lahir segera menangis dengan BBL = 1400 gram, PB = 42 cm, lingkar kepala 30 cm, lingkaran dada 27 cm, frekuensi jantung 150 x/menit, pernapasan 48 x/menit, suhu 36ºc, bayi dirawat dalam incubator suhu 35ºc.
3.
    Assesment
a.
  BKB / SMK (prematur)
b.
  Potensi terjadinya hipotermia dan infeksi tali pusat.
4.
    Planning.
Tanggal 20 mei 2014, jam 10.20 WITA.
a.
    Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada bayinya. Hasil = ibu mau memberikan ASI pada bayinya.
b.
    Menimbang berat badan pada bayi.
Hasil: BB = 1400 gram.
c.
    Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan dirawat dalam incubator.
Hasil bayi dirawat dalam incubator (35ºc).
d.
    Mengobsevasi tanda-tanda vital :
Hasil          : Frekuensi jantung                         : 150 x/menit.
                          Pernapasan                        : 48x/menit.
                          Suhu                                    : 36ºC
e.
    Menggati pakaian atau popok bayi setiap kali basah.
Hasil : Popok diganti setiap kali basah.
f.
     Memberkan suhu formula.
Hasil: Susu formula diberikan sebanyak 8cc/jam dalam waktu 24 jam.
g.
    Memberikan HE pada ibu tentang :
1)
    Gizi seimbang.
Hasil: Ibu mengerti tentang asupan gizi yang diberikan.
2)
    Perawatan bayi sehari-hari.
Hasil: Ibu mengerti cara perawatan bayi setiap hari
3)
    .Merawat tali pusat.
Hasil: ibu mengerti tentang perawatan tali pusat.

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN  KEBIDANAN.
(S O A P)
Tanggal     : 21 mei 2014.
Tempat     : perinatal.
1.
    Data Subjektif.
Ibu mengatakan ASInya sudah banyak yang keluar dan refleks isap bayinya baik,ibu mengatakan tali pusat bayinya masih basah dan terbungkus dengan kasa steril.
2.
    Data Objektif
Bayi dirawat di incubator suhu 35ºc, berat badab bayi tetap 1400 gram, tanda-tanda vital, frekuensi jantung 152 x/i, pernapasan: 50  x/menit, suhu 36,8ºc refleks mengisap baik.
3.
    Assesment
Diagnosa: BKB /SMK (prematur)
4.
    Planning.
Tanggal 21 Mei 2014 jam  09.30 Wita.
a.
    Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan menjaga bayi tetap terbungkus dan merawat dalam incubator suhu 35ºc.
b.
    Menimbang berat badan bayi dan didapatkan berat badan bayi tetap 1400 gram.
c.
    Mengobservasi tanda-tanda vital :
1)
    Frekuensi jantung               : 152 x/menit.
2)
    Pernapasan                          : 50 x/ menit.
3)
    Suhu                                      : 36.8ºc.
d.
    Memberikan suhu formula 14cc/ 2 Jam peroral.
e.
    Merawat tali pusat dengan menggati kain kassa steril, dibersihkan dengan menggunakan kapas steril.
f.
     Menggatikan popok setiap kali basah, dan popok selau diganti setiap kali basah.
PENDOKUMENTASIANAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN
(S O A P)
Tanggal         : 22 Mei 2014.
Tempat           : Perinatal.
1.
    Data Subjektif.
Ibu mengatakan bayi masih dirawat dikamar bayi dan ibu selalu kekamar bayi untuk menyusui.
2.
    Data objektif.
Bayi dirawat di kamr bayi (incubator) berat badan bayi 1450 gram, tanda-tanda vital: frekuensi jantung: 150 x/menit, pernapasan: 48 x/menit, suhu:36,8ºc .
3.
    Assesment.
Diagnosa BKB/SMK (prematur).
4.
    Planning
Tanggal 22 mei 2014 jam 11.10 Wita.
a.
    Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan menjaga bayi tetap terbungkus  dan merawat dalam incubator dengan suhu 35ºc.
b.
    Menimbang berat badan bayi, dan berat badan bayi :1450 gram.
c.
    Mengobservasi tanda-tanda vital :
1)
    Frekuensi jantung         : 150x / menit.
2)
    Pernapasan                    : 48 x/ menit
3)
    Suhu                                : 36,8ºC
d.
    Menggatikan popok bayi setiap kali basah, dan popok selalu diganti setiap kali basah.
e.
    Mengingat ibu kembali uintuk mengkonsumsi makanan bergizi dan ibu bersedia akan selalu mengkonsumsi makanan bergizi.
f.
     Merawat tali pusat bayi dengan menggatikan kassa pada tali pusat dan mengajarkan cara merawat tali pusat pada ibunya denagan menjaga agar tali pusat tetap kering dan selalu terbungkus sehingga tidak terjadi infeksi tali pusat.
g.
    Memberikan HE tentang perlunya imunisasi apabila berat badan bayi sudah normal dan ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan.BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan kesesuaian maupun kesenjangan antara tinjauan kasus pada bayi ny “S” dengan prematur di RSUD DAYA MAKASSAR pada tanggal 20 mei 2014 s.d 22 mei 2014.
Dalam pembahasan bayi prematur, penulis akan membahas berdasarkan pendekatan manajemen asuhan kebidanan dengan 7 (tujuh) langkah yaitu: pengumpulan data dasar, merumuskan diagnose atau masalah aktual, merumuskan diagnose atau masalah potensial, tindakan segera dan kolaborasi, merencanakan tindakan asuhan kebidanan, melaksanakan tindakan asuhan kebidanan dan mengevaluasi asuhan kebidanan.
Langkah I Pengumpulan Data Dasar
Dalam teori ditemukan bahwa identifikasi data dasar merupakan tahap awal dari proses manajemen kebidanan yang kegiatannya ditujukan untuk mengumpulkan data dan pemeriksaan fisik dan dikembangkan sesuai dengan kondisi yang ditemukan terhadap klien.
Sesuai dengan konsep teori yang ada bahwa gambaran klinis pada bayi prematur adalah bayi dengan berat kurang dari 2500 gram dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu, panjang badan kurang dari 45 cm. Dari sebagian besar gambaran klinis tersebut terlihat pada bayi “S” dengan berat 1400 gram, panjang badan 42 cm dan umur kehamilan 30 minggu 1 hari. Sehingga ditemukan tidak adanya kesenjangan antara teori dengan kasus yang didapatkan pada bayi “S”.
Langkah II Merumuskan Diagnosa Atau Masalah Aktual
Berdasarkan data yang diperoleh, diagnosa/masalah aktual yang ada pada bayi “S” adalah bayi kurang bulan atau sesuai masa kehamilan atau prematur, sesuai dengan konsep teori bahwa bayi kurang bulan (BKB) adalah bayi yang lahir sebelum umur kehamilan 37 minggu dengan berat badan bayi dibawah 2500 gram adalah bayi prematur.
Gangguan pemenuhan nutrisi berdasarkan teori menyatakan bahwa bayi prematur refleks isap dan menelannya belum sempurna dan kapasitas lambung masih sedikit, sehingga pemberian nutrisi harus di berikan dengan cermat. Pada kasus bayi “S” refleks isap dan menelannya masih lemah. Oleh karena itu, diberikan ASI dan tambahan susu formula dengan menggunakan sendok sedikit demi sedikit. Dengan demikian tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus bayi “S”.
Langkah III Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial.
Adapun masalah potensial yang dapat penulis identifikasikan pada kasus ini adalah:
1.
    Potensialnya terjadi hipotermi, berdasarkan teori bahwa bayi prematur mudah mengalami hipotermi karena pertumbuhan organ yang belum sempurna dimana luas permukaan tubuh baik yang relative lebih besar dan berat badan dengan jumlah lemah subkutan yang sedikit yang memungkinkan bayi mudah kehilangan panas dan mengalami hipotermi.
2.
    Potensial terjadinya infeksi tali pusat, berdasarkan teori bahwa bayi prematur mudah diserang infeksi karena daya tahan tubuh terhadap infeksi masih kurang sehingga relative belum sanggup membentuk antibody serta reaksi terhadap peradangan belum baik dan ditunjang dengan adanya luka tali pusat yang masih basah yang merupakan media tempat masuk dan berkembangnya mikroorganisme. Potensial terjadi hipotermi dan tali pusat mengacu pada konsep dasar dan data yang ada dalam menegakkan masalah yang mungkin muncul pada klien bila tidak segera ditangani sehingga pada tahap ini ditemukan tidak adanya kesenjangan antara teori dan masalah potensial yang diangkat pada kasus bayi “S”.
Langkah IV Melaksanakan Tindakan Segera dan Kolaborasi
Dalam sistem pelayanan asuhan kebidanan harus mempersiapkan suatu asuhan segera oleh bidan dan dokter dengan tindakan segera atau kolaborasi berdasarkan kondisi dan suatu kesehatan klien.
Menurut teori dikatakan bahwa pada perawatan bayi prematur tindakan tetap dilaksanakan sesuai dengan rencana tetapi tindakan segera dapat dilakukan berdasarkan perkembangan kondisi kondisi bayi. Namun pada pelaksanaan perawatan tetap sesuai rencana dan tidak dilakukan tindakan segera atau kolaborasi karena kondisi bayi yang tidak memerlukan tindakan tersebut, sehingga dapat kita lihat tidak adanya kesenjangan antara pelaksanaan tindakan dengan seharusnya menurut teori yang ada.
Langkah V Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada bayi prematur menurut teori yaitu melakukan perawatan dengan cara pengaturan suhu dalam inkubator, metode kangguru atau dengan cara membungkus bayi, pemberian minum dan perlindungan terhadap infeksi.
Rencana tindakan pada bayi “S” pada studi kasus tersebut yaitu merawat bayi dalam inkubator, pemberian minum yang teratur serta melakukan pencegahan infeksi pada bayi tersebut. Hal ini menandakan tidak adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang didapatkan.
Langkah VI Pelaksanaan Asuhan Kebidanan
Pelaksanaan tindakan yang dapat dilakukan menurut teori yaitu melakukan perawatan dengan cara pengaturan suhu dalam inkubator, metode kangguru atau dengan cara membungkus bayi dan pemberian minum dan perlindungan terhadap infeksi.
Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan pada bayi “S” pada studi kasus tersebut yaitu merawat bayi dalam incubator, pemberian minum yang teratur serta melakukan pencegahan infeksi pada bayi tersebut. Hal ini tidak adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang di dapatkan.

Langkah VII Evaluasi Kebidanan
Evaluasi merupakan tahapan dalam asuhan kebidanan yang penting guna mengetahui sejauh mana kemajuan yang telah dicapai dalam evaluasi selama 3 hari setelah kelahiran pada asuhan kebidanan bayi “S” yang telah dilakukan.
Pada teori tindakan yang dilakukan pada bayi prematur yaitu melakukan perawatan dengan cara pengaturan suhu dalam incubator. Metode kangguru atau dengan cara membungkus bayi, pemberian minum dan perlindungan terhadap infeksi.
Pada kasus bayi “S” tindakan yang dilakukan dengan merawat bayi dalam incubator, pemberian minum yang teratur maka diperoleh hasil yang cukup baik karena tidak adanya penurunan berat badan yaitu 1400 gram, tanda-tanda vital dalam batas normal dan ibu tetap melaksanakan anjuran yang diberikan oleh tenaga kesehatan atau bidan.
Dari hasil evaluasi melalui tinjauan pustaka dengan asuhan kebidanan ditemukan tidak adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang didapatkan pada bayi “S”.



BAB V
PENUTUP
Setelah mempelajari tinjauan pustaka dan pengalaman langsung dilahan praktek melalui studi kasus serta membandingkan antara teori dan praktek tentang kasus bayi prematur maka dapat diberi kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A.
   KESIMPULAN
1.
    Pada bayi “S” dengan prematur adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Dimana berat badannya sesuai dengan usia kehamilannya.
2.
    Dari identifikasi data dasar disimpulkan bahwa pada bayi “S” dengan prematur dapat ditegakkan beberapa diagnosa, diantaranya bayi kurang bulan atau kecil masa kehamilan (prematur), gangguan pemenuhan nutrisi pada bayi, potensial terjadinya hipotermi dan risiko terjadinya infeksi.
3.
    Penanganan pada bayi “S” dengan prematur yaitu merawat bayi dalam incubator, pemberian minum yang teratur serta melakukan pencegahan infeksi pada bayi tersebut yaitu dengan cara mengganti popok setiap kali basah.
4.
    Pendokumentasian hasil yang dibuat yaitu dalam bentuk SOAP sebagai pertanggungjawaban terhadap asuhan yang diberikan.
B.
   SARAN
1.
    Untuk klien
2.    Bagi petugas kesehatan
Untuk dapat mencegah terjadinya kelahiran bayi prematur ini hendaknya diterapkan pengawasan dan penanganan pada ibu hamil yang lebih ketat utamanya yang berisiko tinggi dengan berpedoman pada standar pelayanan kebidanan yang berlaku.
3.    Bagi institusi pendidikan
Bisa memberi pendidikan bagi mahasiswa agar mahasiswa lebih proaktif dan kompoten dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak di dalam masyarakat.
4.    Bagi penulis
Penerapan manajemen asuhan kebidanan dapat dimengerti serta pemecahan masalah dapat lebih dipahami dan mengingat proses tersebut sangat bermanfaat bagi kami disuatu kelak akan menjadi bidan yangberpotensi dan professional.
Diharapkan agar ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilannya sedini mungkin secara teratur minimal 4x selama kehamilan sehingga dapat ditemukan lebih dini apabila terdapat tanda-tanda atau komplikasi kehamilan, serta membiasakan diri untuk mengkomsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang sehingga kebutuhan ibu dan janin terpenuhi.

Leave a Reply

Translate

WIKIPEDIA

Hasil penelusuran